MAKALAH: BUDAYA LOKAL DI INDONESIA
BAB I : PENDAHULUAN
Kebudayaan lokal terkait langsung dengan daerah.
Seiring dengan perkembangan zaman dan sistem sosial budaya, dewasa ini budaya
lokal dimaknai sebagai pengetahuan bersama yang dimiliki oleh sejumlah orang. Dengan
demikian, budaya lokal dapat digunakan untuk merujuk budaya pedagang kaki lima,
budaya pengemis, bahkan budaya sekolah. Batasan – batasan budaya menurut
wilayah menjadi kabur dan tidak memadai lagi. Budaya lokal meliputi berbagai
kebiasaan dan nilai bersama yang dianut masyarakat tertentu.
Beberapa budaya lokal dapat langsung dikenali
dari bahasa yang digunakan di antara mereka. Bahasa merupakan simbol identitas,
jati diri, dan pengikat di antara suku bangsa. Ironisnya, terdapat kondisi yang
memprihatinkan disebabkan semakin banyak bahasa yang punah atau hampir punah di
dunia, khususnya di Indonesia.
Krisis penggunaan bahasa di tanah air secara
antropologis berdampak negatif terhadap kelestarian alam. Tersingkirnya bahasa –
bahasa lokal (daerah) di Indonesia merupakan salah satu penyebab seringnya
terjadi bencana alam (banjir, longsor, atau kerusakan hutan). Kepunahan
berbagai bahasa daerah di tanah air, baik disengaja maupun tidak disengaja,
telah menghilangkan kearifan lokal di berbagai bidang. Banyak sekali idiom
dalam bahasa lokal yang berhubungan erat dengan pengetahuan sosial, ekologi,
teknologi, pengobatan, bahkan kelestarian lingkungan. Berbagai bencana alam
yang semakin sering melanda Indonesia, terkait erat dengan pemahaman bahasa
lokal yang berhubungan dengan pengetahuan sosial dan ekologi. Kerusakan lingkungan
alam juga disebabkan oleh penyimpangan masyarakat dari pedoman kearifan tradisi
yang ditunjukkan dengan berbagai ungkapan nenek moyang dalam bentuk klasifikasi
bahasa. Proses mulai hilangnya bahasa – bahasa daerah di tanah air, juga
diakibatkan semakin berkurangnya penutur asli bahasa lokal, haruslah dipandang
sebagai suatu bencana sosial yang bersifat global.
Budaya masyarakat yang tinggal di daerah
pedalaman (pedesaan) yang tinggal di daerah pantai berbeda. Budaya lokal
masyarakat pedalaman (pedesaan) terlihat tenang dengan karakteristik
masyarakatnya yang cenderung tertutup. Adapun budaya lokal masyarakat yang
tinggal di daerah pantai terlihat keras dan karakterisitk masyarakatnya relatif
lebih terbuka. Kekayaan budaya lokal di Nusantara dijadikan laboratorium hidup
antropologi oleh para antropolog dengan budaya lokal yang bersifat tradisional
yang masih dipertahankan. Tidak semua nilai tradisional buruk dan harus
dihindari. Justru nilai tradisional itu harus digali dan digunakan untuk
mendukung dan membangun agar tidak bertentangan dengan nilai modern.
B. Rumusan Masalah
- Apa pengertian dari budaya lokal?
- Bagaimana konsep dari budaya lokal?
- Apa saja ciri dari budaya lokal?
- Apa saja macam dari budaya lokal?
- Apa contoh dari budaya lokal di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
- Mengetahui pengertian dari budaya lokal.
- Mengetahui konsep yang terdapat pada budaya lokal.
- Mengetahui ciri dari budaya lokal di Indonesia.
- Mengetahui macam - macam dari budaya lokal di Indonesia.
- Mengetahui contoh dari budaya lokal yang ada di Indonesia.
D. Manfaat Penulisan
- Manfaat Teoritis.
- Penulisan ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih luas bagi pembaca tentang budaya lokal secara umum.
- Manfaat Praktis.
- Penulisan ini diharapkan dapat membuat pembaca melestarikan kebudayaan lokal yang ada di Indonesia sebagai warisan yang akan diteruskan kepada anak dan cucu di masa depan.
- Penulisan ini diharapkan dapat membuat pembaca lebih menghargai kebudayaan lokal dibandingkan budaya asing.
- Penulisan ini diharapkan dapat membuat pembaca mengerti dan dapat memilah - milah kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia agar tidak melunturkan kebudayaan lokal yang sudah ada.
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Budaya Lokal
Kebudayaan lokal adalah suatu kebiasaan dan
adat istiadat daerah tertentu yang lahir secara alamiah, berkembang, dan sudah
menjadi kebiasaan yang sukar diubah. Indonesia adalah bangsa majemuk yang
memiliki beragam budaya. Indonesia memiliki letak sangat strategis dan tanah
yang subur dengan kekayaan alam melimpah ruah. Pengalaman masa lampau
menempatkan Indonesia sebagai wilayah yang sibuk dan menjadi salah satu urat
nadi perekonomian yang ada di Asia Tenggara dan dunia yang menyebabkan banyak
penduduk dari negara lain datang ke Indonesia. Menurut Anthony Reid, negara
Indonesia merupakan negeri di bawah angin karena penting nya posisi Indonesia
di mata dunia. Keadaan geografis yang strategis ini menyebabkan semua arus
budaya asing bebas masuk ke Indonesia. Hampir semua budaya setiap etnis mulai
Asia sampai Eropa ada di Indonesia. Budaya yang masuk itu memperkaya dan
memengaruhi perkembangan kebudayaan lokal yang ada secara turun temurun.
Budaya lokal merupakan sebuah kebudayaan yang
muncul dalam suatu masyarakat yang telah padu dan memiliki satu kesamaan dalam
pola pikir dan berkehidupan sosial sehingga mampu menumbuhkan suatu ciri
tertentu biasanya berupa kegiatan maupun aktivitas yang dilestarikan dan diagungkan
oleh masyarakat bersuku bangsa tersebut. Indonesia memiliki beragam jenis
kebudayaan lokal yang lestari.
Pengertian budaya lokal dapat dirumuskan
sebagai bentuk dari nilai – nilai lokal yang terwujud dari hasil pemikiran
serta perilaku masyarakat tersebut yang terbentuk secara alami seiring dengan
berjalannya waktu. Pada umumnya, ia dapat berwujud sebagai hasil seni, tradisi,
hukum adat, ataupun pola pikir. Oleh karena luas wilayah Indonesia yang begitu
luas serta memiliki bentuk masyarakat yang benar – benar bervariasi maka
terdapat beragam khazanah kekayaan lokal yang tercantum sebagai kebudayaan
lokal.
B. Konsep Budaya Lokal
Budaya lokal biasanya didefinisikan sebagai
budaya asli dari suatu kelompok masyarakat tertentu. Menurut J.W. Ajawaila,
budaya lokal adalah ciri khas budaya sebuah kelompok masyarakat lokal. Akan
tetapi, tidak mudah untuk merumuskan atau mendefinisikan konsep budaya lokal.
Menurut Irwan Abdullah, definisi kebudayaan hampir selalu terikat pada batas –
batas fisik dan geografis yang jelas. Misalnya, budaya Jawa yang merujuk pada
suatu tradisi yang berkembang di Pulau Jawa. Oleh karena itu, batas geografis
telah dijadikan landasan untuk merumuskan definisi suatu kebudayaan lokal.
Namun, dalam proses perubahan sosial budaya telah muncul kecenderungan
mencairnya batas – batas fisik suatu kebudayaan. Hal ini dipengaruhi oleh
faktor percepatan migrasi dan penyebaran media komunikasi secara global
sehingga tidak ada budaya lokal suatu kelompok masyarakat yang masih sedemikian
asli.
Menurut Hildred Geertz dalam bukunya “Aneka
Budaya dan Komunitas di Indonesia”, di Indonesia saat ini terdapat lebih dari
300 suku bangsa yang berbicara dalam 250 bahasa yang berbeda dan memiliki
karakteristik budaya lokal yang berbeda pula. Wilayah Indonesia memiliki
kondisi geografis dan iklim yang berbeda – beda. Misalnya, wilayah pesisir
pantai Jawa yang beriklim tropis hingga wilayah pegunungan Jayawijaya di
Provinsi Papua yang bersalju. Perbedaan iklim dan kondisi geografis tersebut
berpengaruh terhadap kemajemukan budaya lokal di Indonesia. Pada saat nenek
moyang bangsa Indonesia datang secara bergelombang dari daerah Cina Selatan
sekitar 2000 tahun sebelum Masehi, keadaan geografis Indonesia yang luas
tersebut telah memaksa nenek moyang bangsa Indonesia untuk menetap di daerah
yang terpisah satu sama lain. Isolasi geografis tersebut mengakibatkan penduduk
yang menempati setiap pulau di Nusantara tumbuh menjadi kesatuan suku bangsa
yang hidup terisolasi dari suku bangsa lainnya. Setiap suku bangsa tersebut tumbuh
menjadi kelompok masyarakat yang disatukan oleh ikatan – ikatan emosional serta
memandang diri mereka sebagai suatu kelompok masyarakat tersendiri.
Selanjutnya, kelompok suku bangsa tersebut mengembangkan kepercayaan yang
berbentuk mitos – mitos yang hidup dalam masyarakat.
Kemajemukan budaya lokal di Indonesia
tercermin dari keragaman budaya dan adat istiadat dalam masyarakat. Suku bangsa
di Indonesia, seperti suku Jawa, Sunda, Batak, Minang, Timor, Bali, Sasak,
Papua, dan Maluku memiliki adat istiadat dan bahasa yang berbeda – beda. Setiap
suku bangsa tersebut tumbuh dan berkembang sesuai dengan alam lingkungannya.
Keadaan geografis yang terisolir menyebabkan penduduk setiap pulau
mengembangkan pola hidup dan adat istiadat yang berbeda – beda. Misalnya,
perbedaan bahasa dan adat istiadat antara suku bangsa Gayo – Alas di daerah
pegunungan Gayo – Alas dengan penduduk suku bangsa Aceh yang tinggal di pesisir
pantai Aceh.
Menurut James J. Fox, di Indonesia terdapat
sekitar 250 bahasa daerah, daerah hukum adat, aneka ragam kebiasaan, dan adat
istiadat. Namun, semua bahasa daerah dan dialek itu sesungguhnya berasal dari
sumber yang sama, yaitu bahasa dan budaya Melayu Austronesia. Di antara suku
bangsa Indonesia yang banyak jumlahnya itu memiliki dasar persamaan sebagai
berikut:
- Asas - asas yang sama dalam bentuk persekutuan masyarakat, seperti bentuk rumah dan adat perkawinan.
- Asas - asas persamaan dalam hukum adat.
- Persamaan kehidupan sosial yang berdasarkan asas kekeluargaan.
- Asas - asas yang sama atas hak milik tanah.
C. Ciri Budaya Lokal
Ciri budaya lokal dapat dikenali dalam bentuk
kelembagaan sosial yang dimiliki oleh suatu bangsa. Kelembagaan sosial
merupakan ikatan sosial bersama di antara anggota masyarakat yang
mengoordinasikan tindakan sosial bersama antara anggota masyarakat. Lembaga
sosial memiliki orientasi perilaku sosial ke dalam yang sangat kuat. Hal itu
ditunjukkan dengan orientasi untuk memenuhi kebutuhan anggota lembaga sosial
tersebut. Dalam lembaga sosial, hubungan sosial di antara anggotanya sangat
bersifat pribadi dan didasari oleh loyalitas yang tinggi terhadap pemimpin dan
gengsi sosial yang dimiliki. Bentuk kelembagaan sosial tersebut dapat dijumpai
dalam sistem gotong royong di Jawa dan di dalam sistem banjar atau ikatan adat
di Bali. Gotong royong merupakan ikatan hubungan tolong menolong di antara
masyarakat desa. Di daerah pedesaan, pola hubungan gotong royong dapat terwujud
dalam banyak aspek kehidupan. Kerja bakti, bersih desa, dan panen bersama
merupakan contoh dari aktivitas gotong royong yang sampai sekarang masih dapat
ditemukan di daerah pedesaan. Di dalam masyarakat Jawa, kebiasaan gotong royong
terbagi dalam berbagai macam bentuk. Bentuk itu diantaranya berkaitan dengan
upacara siklus hidup manusia, seperti perkawinan, kematian, dan panen yang
dikemas dalam bentuk keselamatan.
D. Macam Budaya Lokal
Berdasarkan daerahnya, wilayah Indonesia
menurut Koentjaraningrat (1999) terdiri dari beberapa budaya lokal, yaitu :
- Tipe masyarakat berdasarkan sistem berkebun yang sangat sederhana.
Tipe masyarakat yang dengan keladi dan ubi
jalar sebagai tanaman pokoknya dalam kombinasi dengan berburu dan meramu.
Penanaman padi tidak dibiasakan, sistem dasar kemasyarakatannya berupa desa
terpencil tanpa diferensiasi dan stratifikasi yang berarti; gelombang pengaruh
kebudayaan menanam padi, kebudayaan perunggu, kebudayaan Hindu dan agama Islam
tidak dialami. Isolasi tersebut akhirnya dibuka oleh zending atau missie.
Contoh budaya lokal berdasarkan sistem
berkebun yang sangat sederhana ini terdapat pada kebudayaan Mentawai dan
penduduk Pantai Utara Papua.
- Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di sawah dengan padi sebagai tanaman pokok.
Sistem dasar kemasyarakatannya berupa komunitas petani dengan
diferensiasi dan stratifikasi sosial yang sedang dan yang merasa bagian bawah
dari suatu kebudayaan yang lebih besar dengan suatu bagian atas yang dianggap
lebih halus dan beradab di dalam masyarakat kota.
Masyarakat kota yang menjadi arah orientasinya itu, mewujudkan suatu peradaban
kepegawaian yang dibawa oleh sistem pemerintahan kolonial beserta zending dan
missie, atau oleh pemerintah Republik Indonesia yang merdeka, gelombang
pengaruh kebudayaan Hindu dan agama Islam yang tidak dialami.
Contoh budaya lokal berdasarkan tipe masyarkat
pedesaan bercocok tanam terdapat pada kebudayaan Nias, Batak, penduduk
Kalimantan Tengah, Minahasa, Flores, dan
Ambon.
- Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam di sawah dengan padi sebagai tanaman pokoknya.
Sistem dasar kemasyarakatannya berupa
komunitas petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang agak sempit.
Masyarakat kota yang menjadikan arah orientasinya mewujudkan suatu bekas
kerajaan pertanian bercampur dengan peradaban kepegawaian yang di bawa oleh
sistem pemerintah kolonial. Pada tipe masyarakat ini, semua gelombang pengaruh
kebudayaan asing dialami, gelombang pengaruh agama Islam dialami sejak setengah
abad terakhir ini.
Contoh budaya lokal berdasarkan tipe
masyarakat bercocok tanam dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang agak
kompleks terdapat pada kebudayaan Sunda, Jawa, dan Bali.
- Tipe masyarakat perkotaan yang mempunyai ciri - ciri pusat pemerintahan dengan sektor perdagangan dan industri yang lemah.
Contoh budaya lokal dengan tipe masyarakat perkotaan
terdapat pada kota – kota kabupaten dan provinsi – provinsi di Indonesia.
- Tipe masyarakat metropolitan.
Tipe ini mulai mengembangkan suatu sektor
perdagangan dan industri yang agak berarti, tetapi masih didominasi oleh
aktivitas kehidupan pemerintahan, dengan suatu sektor kepegawaian yang luas dan
dengan kesibukan politik di tingkat daerah maupun nasional.
Contoh budaya lokal dengan tipe masyarakat
metropolitan terdapat pada kebudayaan di daerah Jakarta, Surabaya, Bandung,
Semarang, Medan, Palembang, dan lain – lain.
E. Contoh Budaya Lokal di Indonesia
Indonesia adalah negara yang terdiri dari
banyak pulau, di mana tiap pulau memiliki suku bangsa yang berbeda – beda pula.
Hal ini membuat kebudayaan Indonesia benar – benar beraneka ragam. Kebudayaan
itu sendiri sangat bermacam – macam, mulai dari teknologi, bahasa, kesenian,
dongeng, atau tradisi daerah yang beragam. Setiap daerah di Indonesia, memiliki
kebudayaan – kebudayaan itu dengan ciri khas masing – masing.
- Macam - macam rumah adat provinsi di Indonesia.
- Kebaya di provinsi DKI Jakarta.
- Kesepuhan di provinsi Jawa Barat.
- Rumah Panggung di provinsi Banten.
- Rumah Joglo di provinsi DI Yogyakarta.
- Joglo di provinsi Jawa Tengah.
- Rumah Joglo di provinsi Jawa Timur.
- Rumoh Aceh di provinsi DI Aceh.
- Balai Batak Toba di provinsi Sumatera Utara.
- Nuwo Sesat di provinsi Lampung.
- Rumah Gadang di provinsi Sumatera Barat.
- Rumah Melayu di provinsi Riau.
- Rumah Panggung di provinsi Jambi.
- Bumbungan Lima di provinsi Bengkulu.
- Rumah Belah Bubung di Kepulauan Riau.
- Macam - macam lagu daerah provinsi di Indonesia.
- Lagu Ampar - Ampar Pisang dari provinsi Kalimantan Selatan.
- Lagu Anak Kambing Saya dari provinsi Nusa Tenggara Timur.
- Lagu Angin Mamiri dari provinsi Sulawesi Selatan.
- Lagu Anju Ahu dari provinsi Sumatera Utara.
- Lagu Apuse dari provinsi Papua.
- Lagu Ayam Den Lapeh dari provinsi Sumatera Barat.
- Lagu Barek Solok dari provinsi Sumatera Barat.
- Lagu Batanghari dari provinsi Jambi.
- Lagu Bolelebo dari provinsi Nusa Tenggara Barat.
- Lagu Bubuy Bulan dari provinsi Jawa Barat.
- Lagu Bungong Jeumpa dari provinsi DI Aceh.
- Lagu Burung Tantina dari provinsi Maluku.
- Lagu Butet dari provinsi Sumatera Utara.
- Lagu Cik Cik Periuk dari provinsi Kalimantan Barat.
- Lagu Cing Cangkeling dari provinsi Jawa Barat.
- Macam - macam tarian daerah provinsi di Indonesia.
- Provinsi DI Aceh
- Tari Seudati
- Tari Meuseukat
- Provinsi Sumatera Utara
- Tari Serampang Dua Belas
- Tari Tor - Tor
- Provinsi Sumatera Barat
- Tari Piring
- Tari Payung
- Provinsi Riau
- Tari Tanduk
- Tari Joged Lambak
- Provinsi Jambi
- Tari Sekapur Risih
- Tari Selampit Delapan
- Provinsi Sumatera Selatan
- Tari Tanggai
- Tari Putri Bekhusek
- Provinsi Lampung
- Tari Jangget
- Tari Melinting
- Provinsi Bengkulu
- Tari Andun
- Tari Bidadei Teminang
- Provinsi DKI Jakarta
- Tari Topeng
- Tari Yapong
- Provinsi Jawa Barat
- Tari Topeng Kuncaran
- Tari Merak
- Provinsi Jawa Tengah
- TariSerimpi
- Tari Bambangan Cakil
- Provinsi DI Yogyakarta
- Tari Serimpi Sangupati
- Tari Bedaya
- Provinsi Jawa Timur
- Tari Remong
- Tari Reog Ponorogo
- Provinsi Bali
- Tari Legong
- Tari Kecak
- Provinsi Nusa Tenggara Barat
- Tari Mpaa Lenggo
- Tari Batunganga
- Macam - macam suku daerah provinsi di Indonesia
- Suku Aceh di kabupaten Aceh Besar, DI Aceh.
- Suku Alas di kabupaten Aceh Tenggara, DI Aceh.
- Suku Alor di kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur.
- Suku Ambon di kota Ambon, Maluku.
- Suku Ampana di provinsi Sulawesi Selatan.
- Suku Anak Dalam di provinsi Jambi.
- Suku Aneuk Jamee di kabupaten Aceh Selatan, kabupaten Aceh Barat Daya, DI Aceh.
- Suku Aru di Kepulauan Aru, Maluku.
- Suku Asmat di provinsi Papua.
- Suku Abung di provinsi Lampung.
- Suku Balantak di provinsi Sulawesi Tengah.
- Suku Banggai di kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah.
- Suku Baduy di provinsi Banten.
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan
Budaya lokal di Indonesia mempunyai berbagai
perbedaan. Suku – suku bangsa yang sudah banyak bergaul dengan masyarakat luar
dan bersentuhan dengan budaya modern, seperti suku Jawa, suku Minangkabau, suku
Batak, suku Aceh, dan suku Bugis memiliki budaya lokal yang berbeda degan suku
budaya yang masih tertutup atau terisolasi seperti suku Dayak di pedalaman
Kalimantan atau suku bangsa Wana di Sulawesi Tengah.
Perbedaan budaya tersebut bisa menimbulkan
konflik sosial akibat adanya perbedaan perilaku yang dilandasi nilai – nilai budaya
yang berbeda. Oleh karena itu, konsep
budaya yang mengandung nilai kebersamaan, saling menghormati, toleransi, dan
solidaritas antar warga masyarakat yang hidup dalam komunitas yang sama sangat
dibutuhkan. Sikap toleransi antar masyarakat akan muncul apabila didasari
prinsip relativisme budaya yang memandang bahwa setiap kebudayaan tersebut
berbeda dan unik serta tidak ada nilai – nilai budaya suatu kelompok yang
dianggap lebih baik atau buruk dibanding kelompok lainnya.
B. Saran
Tidak bisa dipungkiri, budaya lokal yang ada
di Indonesia sangat beragam. Akan lebih bijaksana apabila kita sebagai
masyarakat Indonesia masa kini tetap melestarikan jenis – jenis kebudayaan
Indonesia yang ada agar tetap hidup dan lestari. Sungguh disayangkan apabila
kebudayaan tersebut hilang ditelan zaman. Marilah terus menyadarkan diri untuk
tetap menjaga serta melestarikan khasanah kebudayaan lokal di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
2 komentar
izin copy
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus