PENGETAHUAN BUDAYA: MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
E.B Tylor (1871) pernah mencoba
memberikan definisi mengenai kebudayaan sebagai berikut: kebudayaan adalah
kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan – kemampuan serta kebiasaan – kebiasaan yang didapatkan
oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu
yang dipelajari dari pola – pola perilaku yang normatif. Artinya, mencakup
segala cara – cara atau pola – pola berfikir, merasakan, dan bertindak.
Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi
merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendahan atau
kebudayaan jasmaniah yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam
sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan untuk keperluan
masyarakat.
Kebudayaan sebagaimana diterangkan di
atas, dimiliki oleh setiap masyarakat. Perbedaannya terletak pada kebudayaan
masyarakat yang satu lebih sempurna daripada kebudayaan masyarakat lain di
dalam perkembangannya untuk memenuhi segala keperluan masyarakatnya. Di dalam
hubungan di atas, maka biasanya diberikan nama “peradaban” (civilization)
kepada kebudayaan yang telah mencapai taraf perkembangan teknologi yang lebih
tinggi.
Kebudayaan setiap bangsa atau
masyarakat terdiri dari unsur – unsur besar maupun unsur – unsur kecil yang
merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat sebagai kesatuan. Misalnya,
dalam kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) di samping adanya unsur – unsur kecil seperti
sisir, kancing, baju, peniti, dan lain – lain yang dijual di pinggir jalan.
Bronislaw Malinowski yang terkenal
sebagai salah seorang pelopor teori fungsional dalam antropologi, menyebut
unsur – unsur pokok kebudayaan sebagai berikut:
- Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya.
- Organisasi ekonomi.
- Alat - alat dan lembaga atau petugas pendidikan; perlu diingat bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan yang utama.
- Organisasi kekuatan.
Masing – masing unsur tersebut
diklasifikasikan ke dalam unsur – unsur pokok yang lazim disebut cultural
universals. Istilah ini menunjukkan bahwa unsur – unsur tersebut bersifat
universal, yaitu dapat dijumpai pada setiap kebudayaan di manapun di dunia ini.
Para antropolog yang membahas persoalan tersebut secara lebih mendalam, belum
mempunyai pandangan seragam yang dapat diterima. Antropolog C. Kluckhon di
dalam sebuah karyanya yang berjudul “Universal Categories of Culture” telah
menguraikan ulasan para sarjana mengenai hal itu. Inti pendapat – pendapat para
sarjana itu menunjuk pada adanya enam unsur kebudayaan yang dianggap sebagai
cultural universals, yaitu:
- Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat - alat rumah tangga, senjata, alat - alat produksi, transport, dan sebagainya).
- Mata pencaharian hidup dan sistem - sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dan sebagainya).
- Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan).
- Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya).
- Sistem pengetahuan.
- Religi (sistem kepercayaan).
Cultural universals di atas tersebut
dapat dijabarkan lagi ke dalam unsur – unsur yang lebih kecil. Ralph Linton
menyebutnya sebagai kegiatan – kegiatan kebudayaan atau cultural activity. Hal
tersebut mencakup kegiatan – kegiatan seperti pertanian, peternakan, sistem
produksi, sistem distribusi, dan lain – lain. Misalnya, kegiatan pertanian
meliputi unsur – unsur irigasi dan sistem mengolah tanah dengan bajak. Sistem
mengolah tanah dengan bajak akan dapat dipecah – pecah menjadi unsur yang lebih
kecil lagi, yaitu hewan – hewan yang menarik bajak, teknik mengendalikan bajak,
dan seterusnya. Akibatnya, unsur kebudayaan terkecil tersebut membentuk traits
atau items.
Menurut Bronislaw Malinowski yang
selalu mencoba mencari fungsi atau kegunaan setiap unsur kebudayaan, tak ada
suatu unsur kebudayaan yang tidak mempunyai kegunaan yang cocok dalam rangka
kebudayaan secara keseluruhan. Apabila ada unsur kebudayaan yang kehilangan
kegunaannya, unsur tersebut akan hilang dengan sendirinya. Kebiasaan –
kebiasaan serta dorongan dan tanggapan yang didapat dengan belajar dan
organisasi harus diatur sedemikian rupa, sehingga memungkinkan untuk pemuasan
kebutuhan – kebutuhan pokok manusia.
Sifat – Sifat Budaya.
- Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia. Budaya telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
- Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.
- Budaya mencakup aturan - aturan yang bersifat kewajiban.
- Tindakan - tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan - tindakan yang dilarang dan diizinkan.
Manusia Sebagai Pencipta
dan Pengguna Kebudayaan.
Hal tersebut
merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di
alam raya ini. Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan dibekali akal pikiran
sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini. Disamping itu, manusia juga
memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi, dan
perilaku. Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia tersebut maka
manusia bisa menciptakan kebudayaan.
Ada hubungan
dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia,
namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain,
kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia dapat hidup
ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala
ada manusia sebagai pendukungnya. Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat
besar bagi manusia. Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai
kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga
kebudayaan memiliki peran sebagai:
- Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya.
- Wadah untuk menyalurkan perasaan - perasaan dan kemampuan - kemampuan lain.
- Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.
- Pembeda manusia dan binatang.
- Petunjuk - petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berperilaku di dalam pergaulan.
- Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, dan menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
- Sebagai modal dasar pembangunan.
Pengaruh Budaya
Terhadap Lingkungan.
Hal ini
dikembangkan oleh manusia yang akan berimplikasi pada lingkungan tempat
kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan
memancarkan ciri khas dari masyarakat nya yang tampak dari luar. Dengan
menganalisis pengaruh akibat kebudayaan terhadap lingkungan, seseorang dapat
mengetahui mengapa suatu lingkungan tertentu akan berbeda dengan lingkungan
lainnya dan menghasilkan kebudayaan yang berbeda pula. Beberapa variabel yang
berhubungan dengan masalah kebudayaan dan lingkungan:
- Physical Environment, lingkungan fisik menunjuk kepada lingkungan yang natural seperti flora, fauna, iklim, dan sebagainya.
- Cultural Social Environment, aspek - aspek kebudayaan beserta proses sosialnya, seperti norma - norma, adat istiadat, dan nilai - nilai.
- Environmental Orientation and Representation, mengacu pada persepsi dan kepercayaan kognitif yang berbeda - beda pada setiap masyarakat mengenai lingkungannya.
- Environmental Behavior and Process, meliputi bagaimana masyarakat menggunakan lingkungan dalam hubungan sosial.
- Out Carries Product, meliputi hasil tindakan manusia seperti membangun rumah, komunitas, dan sebagainya.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan
bahwa kebudayaan yang berlaku dan dikembangan dalam lingkungan tertentu
berimplikasi terhadap pola tata laku, norma, nilai, dan aspek kehidupan lainnya
yang menjadi ciri khas suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Proses dan Perkembangan
Kebudayaan.
Kebudayaan
adalah hasil cipta, karsa, dan rasa manusai yang oleh karenanya kebudayaan
mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan perkembangan manusia itu.
Perkembangan tersebut dimaksudkan untuk kepentingan manusia itu sendiri karena
kebudayaan diciptakan oleh dan untuk manusia. Kebudayaan yang dimiliki suatu
kelompok sosial tidak akan terhindar dari pengaruh kebudayaan kelompok –
kelompok lain dengan adanya kontak – kontak antar kelompok atau melalui proses
difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadposi suatu kebudayaan tertentu
bilamana kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi atau memenuhi tuntunan
yang dihadapinya. Pengadopsian suatu kebudayaan tidak terlepas dari pengaruh
faktor – faktor lingkungan fisik. Misalnya iklim topografi sumber daya alam dan
sejenisnya. Dari waktu ke waktu, kebudayaan berkembang seiring dengan majunya
teknologi yang sangat berperan dalam kehidupan setiap manusia.
Perkembangan
zaman mendorong terjadinya perubahan – perubahan di segala bidang, termasuk
dalam kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang dianut suatu kelompok sosial
akan bergeser. Suatu kelompok dalam kelompok sosial bisa saja menginginkan
adanya perubahan dalam kebudayaan yang mereka anut dengan alasan sudah tidak
sesuai lagi dengan zaman yang mereka hadapi saat ini. Namun, perubahan
kebudayaan ini kadang kala disalahartikan menjadi suatu penyimpangan
kebudayaan. Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah
dengan adanya kontrol atau kendali terhadap perilaku reguler yang ditampilkan
oleh para penganut kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan
sangat bertolak belakang dengan budaya yang dianut dalam kelompok sosial yang
ada di masyarakat. Sekali lagi yang perlu dilakukan adalah kontrol / kendali sosial
yang ada di masyarakat sehingga dapat memilah – milah mana kebudayaan yang
sesuai dan mana yang tidak sesuai.
Problematika Kebudayaan
Seiring Dengan Perkembangannya.
Kebudayaan juga mengalami beberapa
problematika atau masalah yang cukup jelas yaitu:
- Hambatan budaya yang ada kaitannya dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
- Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan sudut pandang atau persepsi.
- Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
- Masyarakat terpencil atau terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat lainnya.
- Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal - hal yang baru.
- Mengagung - agungkan kebudayaan suku bangsanya sendiri dan melecehkan budaya suku bangsa lainnya atau lebih dikenal dengan paham etnosentrisme.
- Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan.
Perubahan Kebudayaan.
Sebagaimana
yang telah kita ketahui bahwa kebudayaan mengalami perkembangan (dinamis)
sesuai dengan perkembangan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, tidak ada kebudayaan
yang bersifat statis. Dengan demikian, kebudayaan akan terus mengalami
perubahan. Ada lima penyebab terjadinya perubahan kebudayaan yaitu:
- Perubahan lingkungan alam.
- Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan kelompok lain.
- Perubahan karena adanya penemuan (discovery).
- Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa elemen kebudayaan material yang telah dikembangkan oleh bangsa lain di tempat lain.
- Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan mengadopsi suatu pengetahuan atau kepercayaan baru atau karena perubahan dalam pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas.
Namun, perubahan kebudayaan sebagai
hasil cipta, karsa, dan rasa manusia adalah tentu saja perubahan yang memberi nilai
manfaat bagi manusia dan kemanusiaan, bukan sebaliknya yaitu yang akan
memusnahkan manusia sebagai pencipta kebudayaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar