Welcome to our website !

GET YOUR INFORMATION HERE

PANDANGAN HIDUP

By 19.57


Pengertian Pandangan Hidup Menurut Para Ahli.

  1. Menurut Machiavelli, pandangan hidup adalah sistem dalam perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa di suatu wilayah tertentu.
  2. Menurut Thomas Hobbes, pandangan hidup adalah segala cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan mengatur rakyatnya.
  3. Menurut Descartes, pandangan hidup adalah intisari dari pemikiran manusia.
  4. Menurut Karl Marx, pandangan hidup adalah suatu media untuk mencapai kesejahteraan dan kesetaraan bersama dalam masyarakat.
  5. Menurut Francis Bacon, pandangan hidup adalah semua gabungan pemikiran dan panduan yang mendasari suatu konsep.
  6. Menurut Prof. Lowenstein, pandangan hidup adalah suatu gabungan pola pemikiran dan kepercayaan, atau pemikiran bertukar menjadi kepercayaan, penerangan sikap manusia tentang hidup dan kehadirannya dalam masyarakat serta mengusulkan sesuatu kepemimpinan dan menyeimbangkannya berdasarkan pemikirannya dan kepercayaan itu.  
  7. Menurut Napoleon, pandangan hidup adalah semua pemikiran politik dari musuh – musuhnya.
Manusia dan Pandangan Hidup. 
               Akal dan budi sebagai milik manusia ternyata membawa ciri tersendiri akan diri manusia itu. Sebab, akal dan budi mengakibatkan manusia memiliki keunggulan dibandingkan makhluk lain. Satu di antara keunggulan manusia tersebut ialah pandangan hidup. Di satu pihak manusia menyadari bahwa dirinya lemah, di pihak lain manusia menyadari kehidupannya lebih kompleks.
           Kesadaran akan kelemahan dirinya memaksa manusia mencari kekuatan diluar dirinya. Dengan kekuatan ini, manusia berharap dapat terlindungi dari ancaman - ancaman yang selalu mengintai dirinya, baik yang fisik maupun non fisik; seperti penyakit, bencana alam, kegelisahan, ketakutan, dan sebagainya. Manusia tahu benar bahwa baik dan buruk itu akan memperoleh perhitungan, maka manusia akan selalu mencari "sesuatu" yang dapat menuntunnya ke arah kebaikan dan menjauhkan diri dari keburukan.
            Akhirnya manusia menemukan apa yang disebut “sesuatu” dan “kekuatan” di luar dirinya, ternyata keduanya adalah “agama” dan “Tuhan”. Baik Tuhan maupun agama itu ternyata merupakan kebutuhan manusia. Manusia membutuhkan Tuhan karena manusia menyadari bahwa hanya Tuhan-lah yang mampu mendatangkan dan mampu menghilangkan segala bentuk ancaman bagi dirinya. Manusia memerlukan agama karena hanya agama lah yang memberikan petunjuk mana yang baik dan mana yang buruk. Jelas antara agama dengan Tuhan tidak dapat dipisahkan. Karena keduanya adalah satu.
            Pandangan hidup ada banyak sekali macam dan ragamnya. Akan tetapi, pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yang terdiri atas tiga macam:
  • Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
  • Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
  • Pandangan hidup hasil renungan, yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Orang yang memiliki pandangan hidup pasti memiliki tujuan, dan tujuan ini biasa disebut cita – cita. Cita – cita adalah keinginan, harapan, dan tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Dalam kehidupannya, manusia tidak dapat melepaskan diri dari cita – cita, kebajikan, dan sikap hidup itu. Tidak ada orang yang hidup tanpa cita – cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Sudah tentu kadar atau tingkat cita – cita, kebajikan, dan sikap hidup itu berbeda – beda bergantung kepada pendidikan, pergaulan, dan lingkungan masing – masing. Itulah sebabnya, cita – cita, kebajikan, dan sikap hidup banyak menimbulkan daya kreatif manusia. Banyak hasil seni yang melukiskan cita – cita, kebajikan, dan hidup seseorang. Cita – cita ini penting bagi manusia. Karena dengan adanya cita – cita menandakan kedinamikaan manusia.
Kebajikan atau kebaikan pada hakikatnya adalah perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma – norma agama, atau etika. Manusia berbuat baik karena menurut kodratnya, manusia itu baik dan makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya, manusia cenderung berbuat baik. Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu:
a.      Manusia sebagai pribadi
Yang menentukan baik buruknya adalah suara hati. Suara hati itu semacam bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi, suara hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya telah memilih yang baik, namun manusia seringkali tidak mau mendengarkan.
b.      Manusia sebagai anggota masyarakat.
Yang menentukan baik buruknya adalah suara hati masyarakat. Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap baik pula. Sebagai anggota masyarakat, manusia tidak dapat membebaskan diri dari kemasyarakatan.
c.       Manusia sebagai makhluk Tuhan.
Manusia pun harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi, untuk mengukur perbuatan baik dan buruk, kita harus mendengar pula suara Tuhan atau kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk hukum Tuhan atau hukum agama.

            Jadi, kebajikan adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat, dan hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah tamah terhadap siapapun, serta berpakaian sopan.

Langkah Berpandangan Hidup yang Baik.
Setiap manusia pasti mempunyai pandangan hidup apapun dan bagaimanapun itu untuk dapat berhasil dalam kehidupan yang diinginkannya. Tetapi apapun itu, yang terpenting adalah memiliki pandangan hidup yang baik agar dapat mecapai tujuan dan cita – cita dengan baik pula. Adapun langkah – langkah berpandangan hidup yang baik yakni:
-          Mengenal.
Mengenal merupakan tahap pertama dalam setiap aktivitas hidup manusia yang dalam hal ini mengenai apa itu pandangan hidup. Tentunya, kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia pasti memiliki pandangan hidup. Maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia ada dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia turun ke dunia.
-          Mengerti.
Tahap kedua dalam berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bernegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila hendaknya kita mengerti apa itu Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bernegara.
-          Menghayati.
Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati pandangan hidup, kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri.
      Menghayati disini dapat diibaratkan dengan menghayati nilai – nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah – langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini adalah menganalisa hal – hal yang berhubungan dengan pandangan hidup dan bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu serta lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi, dengan menghayati pandangan hidup, kita kan memperoleh kebenaran tentang pandangan hidup.
-          Meyakini.
Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan dan negara serta kehidupan di akhirat, maka hendaknya kita meyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan suatu hal untuk memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidup.
-          Mengabdi.
Pengabdian merupakan suatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih – lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi, maka kita akan merasakan manfaatnya. Perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa kita saat masih hidup atau masa dimana kita sudah meninggal.


DAFTAR PUSTAKA






You Might Also Like

0 komentar